Puisi Cahaya Muhammadiyah lahir dari gerakan pencerahan yang telah seabad lebih disinarkan dari persyarikatan Muhammadiyah kepada umat manusia yang kemudian menjadi inspirasi penulisannya.
Muhammadiyah adalah organisasi islam gerakan dakawah amar ma'ruf nahi munkar yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912. bertepatan dengan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H. Bagaikan matahari yang menerangi bumi, Cahaya Muhammadiyah juga terus terpancar menerangi pertiwi.
Usaha-usaha dakwah yang dilakukan persyarikatan Muhammadiyah yang dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat antara lain kiprahnya di bidang pendidikan dengan sekolah-sekolah yang dimiliki mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. di bidang kesehatan dengan Rumah Sakit, Klinik kesehatan, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan beserta dengan aktifitas pengobatan gratis, khitan gratis, pendampingan TB dan sebagainya. Di bidang sosial bisa dilihat berdirinya Panti asuhan dan panti wreda yang dimiliki Muhammadiyah.
Kiprah Muhammadiyah yang terus berlanjut dan semakin berkembang dari masa ke masa tentu saja menjadi peran besar yang telah diberikan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Meskipun terkadang peran itu tidak mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya dari beberapa pihak. Muhammadiyah tetap kosissten menebar manfaat dengan gerakan-gerakan pencerahan di segala bidang.
Rangkaian pencerahan itulah yang menjadi inspirasi lahirnya pusi berikut ini :
CAHAYA MUHAMMADIYAH
Puisi : Mustakim
Seratus empat tahun lebih sinar dua belas menerangi negeri
memasuki malam-malam gelap menjemput pagi
Menyadarkan jiwa-jiwa lelap yang terbuai mimpi
Membangun subuh di usia muda matahari
Lingkaran syahadat tegap berdiri di tengah
Menyatukan sahabat menyandingkan yang terpisah
Mengikat erat perbedaan dalam jalinan ukhuwah
Kemurnian dijaga agar yang sejati tidak berubah
Terik matahari yang dikeluhkan panas di badan
dia penghilang noda dan kotoran yang menempel pakaian
Bersihkan penutup aurat menjaga kesucian
Hadirkan manusia pantas dalam mata kehidupan
Matahari dengan cahayanya sahabat umat
Tiada berharap imbalan memberi manfaat
Menerangi bumi telah menjadi bagian kodrat
Walau kadang tak dipedulikan dalam memberi tetap berhasrat
Cahaya matahari sinar yang mandiri
Dia datang bukan karena ditopang
Dia pergi bukan sebab dibekali
Dia ada atas kesadaran diri memenuhi kewajiban panggilan illahi
Gelap malam bukan berarti matahari pergi
menghormati privasi besok datang lagi
Setianya menemani hari-hari
atas kehidupan bumi tiada terganti
Sinar indah
Cahaya matahari
Pencerah bumi
Pemancar rahmat illahi
Blitar, Mei 2017
*) Mustakim
Ketua LSBO Muhammadiyah Kota Blitar
Artikel lain yang menarik untuk dibaca :
Sebuah kebanggaan bisa menyaksikan Milad ke 108 Muhammadiyah meskipun secara virtual. Salah satu yang menarik perhatian adalah dibacakannya Puisi berjudul Muhammadyah Satu Abad Delapan Tahun oleh sastrawan senior indonesia Taufik Ismail. Untuk menikmatinya ada di artikel Mencerna Puisi Taufik Ismail Muhammadiyah Satu Abad Delapan Tahun
'Aisyiyah merupakan Ortom Khusus di Muhammadiyah yang telah dikenal luas kiprah dan perjuangannya. Puisi tentang Aisyiyah bisa dinikmati di artikel Aisyiyah dalam Puisi
Assalammualaikum mas Mustakim, minta izin puisinya untuk dicopy paste guna dibacakan diajang lomba baca puisi di tingkat SD ya mas. Terima kasih sebelumnya. Wassalammualaikum :)
ReplyDeletewa'alaikumussalam warohmatulloh, silahkan. semoga bermanfaat.
Delete