"Lalu, bagaimana mungkin mereka melupakan
cinta dan kasih sayangmu". Itulah penggalan puisi berjudul "Buah
Cinta dari Bunda" yang dimuat di Majalah bulanan "Matan" edisi
120 bulan Juli 2016. Kalimat dalam puisi Aisyiyah tersebut menggambarkan bagaimana aktifitas dakwah
yang ramah dan penuh cinta kasih dari 'Aisyiyah. Sebuah organisasi otonom
Muhammadiyah.
|
lambang Aisyiyah |
Aisyiyah yang menjadi tempat berhimpun wanita
muslim, sekaligus organisasi wanita tertua yang hingga kini masih eksis di
Indonesia ini banyak berperan dalam aktifitas sosial dan pembinaan untuk
kemajuan perempuan. Hal ini dinarasikan oleh Mustakim (pencipta puisi) dengan
ungkapan " lalu kau bimbing para ibu di majelis ilmu/dengan kasih sayang tak lupa kau santuni mereka yang tak mampu/ dengan cinta kau penuhi kegembiraan di hati mereka yang pilu". Peran besar
'Aisyiyah dalam mengangkat harkat dan martabat wanita tak ragu lagi
menggerakkan penulis puisi untuk memberikan predikat "engkau bagaikan ibu
dari para ibu".
Gerakan dakwah 'Aisyiyah, khususnya di kota Blitar
yang dengan intens melakukan pembinaan dan santunan kepada anak-anak binaan
Lembaga Pemasyarakatan Anak tak lepas dari pandangan penulis. Hal tersebut
diungkapkan dalam puisinya "Dengan kasih sayang kau sentuh mereka yang
dianggap tak berhati/ kau hibur mereka yang lama tak tinggal di rumah
sendiri".
Kepedulian dan peran 'Aisyiyah cukup besar pada
pendidikan khususnya usia dini. Sehingga tak heran bila banyak kita jumpai PAUD
dan TK 'Aisyiyah yang menjamur di seluruh Indonesia. Realita ini dilukiskan
"Dengan cintamu kau bimbing anak belajar dengan bergembira/ dengan kasih
sayang kau himpun potensi generasi/ kau hiasi dengan keindahan pada mereka yang
belajar di tingkat perdana".
Berikut ini isi lengkap puisinya :
BUAH CINTA DARI BUNDA
Bunda,
di rumah ini tak seorang pun
Yang
tak tersentuh kasih sayangmu
Dan
tak satu pun waktu berlalu tanpa curahan
cintamu
Pagi,
siang, sore, malam bahkan dini hari pun
Kau
siapkan diri untuk anak dan suamimu
Lalu,
bagaimana mungkin mereka melupakan cinta dan kasih sayangmu.
Bunda,
di masyarakat kau ketuk pintu-pintu
Lalu
kau bimbing para ibu di majelis ilmu
Dengan
kasih sayang tak lupa engkau
Santuni
mereka yang tak mampu
Dengan
cinta kau penuhi kegembiraan di hati mereka yang pilu
Begitupun
kau cerahkan mereka yang masih ragu
Seakan
engkau ibu dari para ibu
Lalu,
bagaimana mungkin mereka melupakan cinta dan kasih sayangmu.
Di
luar rumah kau tembus tembok lembaga pemasyarakatan anak di jalan bali
Dengan
kasih sayang kau sentuh mereka yang dianggap tidak berhati
Kau
hibur mereka yang lama tak tinggal di rumah sendiri
Dengan
kasih sayang kau cerahkan mereka dengan ketrampilan dan mengaji
Lalu,
bagaimana mungkin mereka melupakan cinta dan kasih sayangmu.
Artikel menarik tentang perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dikemas dalam bentuk pantun dapat dibaca pada artikel :
Di
dunia pendidikan hatimu selalu ada di sana
Dengan
cintamu kau bimbing anak kecil belajar dengan gembira
Dengan
kasih sayangmu kau himpun potensi generasi di TK dan PAUD ABA
Kau
hiasi dengan keindahan pada mereka yang belajar di tingkat perdana
Lalu,
bagaimana mungkin mereka melupakan cinta dan kasih sayangmu.
Bunda,
sebagaimana Khotijah dan ‘Aisyah
teladanmu
Kau
angkat martabat perempuan sebagai tanggung jawabmu
Bukan
sekedar kesetaran gender yang kau jadikan target dan pemuas egomu
Semua
karena iman dan ikhlas yang menjadi landasanmu
Bunda
‘Aisyiyah,
Dengan
cinta dan kasih sayangmu
Kau
telah menjadi sejatinya seorang ibu.
---------------------------------------
Kota
Blitar, 22 Desember 2015
Mustakim
(Sekretaris PDPM Kota Blitar)
Dalam puisi di atas, digunakan istilah
"bunda". Hal ini tentu tidak terlepas dari hubungan 'ideologis'
antara penulis yang merupakan aktifis organisasi Pemuda Muhammadiyah yang
secara hirarki adalah 'anak ideologis' dari Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. Dengan
penyebutan dan penggunaan istilah 'bunda' dalam puisi ini, tergambar dengan
jelas bagaimana hubungan antara organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah.
Penulisan puisi 'Buah Cinta dari Bunda',
memperlihatkan bahwa wanita bisa berperan baik dalam rumah tangganya sekaligus
berkontribusi dalam kegiatan dakwah dan sosial. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi 'Aisyiyah. (Red.lsbo)
Artikel menarik lainnya tentang aktifitas dakwah Muhammadiyah dalam menjalin Silaturahmi sebagimana tuntunan agama dikemas dalam bentuk pantun dapat dinikmati dalam artikel Pantun Indahnya Silaturahmi
Comments
Post a Comment