POST TERBARU
Translate
bagikan artikel
PELUANG DAN RESIKO BUDIDAYA LELE PEMBESARAN BESERTA ANALISA USAHANYA
- Get link
- X
- Other Apps
Bagaimanakah sebenarnya peluang dan resiko budidaya lele? Seperti apa analisa usaha dari budidaya ikan ini? Artikel berikut akan mengulasnya berdasarkan pengalaman langsung.
budidaya lele pembesaran |
Laba sedikit atau rugi. Inilah yang ingin ku ceritakan dari pengalaman beternak atau budidaya ikan lele. Mengingat banyak tulisan sejenis yang meletakkan aspek peluang / keuntungan dalam porsi yang besar dibandingkan aspek resiko yang memungkinkan berakibat kerugian.
Bukan bermaksud membuat kendor semangat bagi teman yang berencana memulai usaha budidaya lele. Pengalaman ini aku bagikan sebagai perbandingan dari banyaknya tulisan tentang budidaya ikan lele yang kebanyakan menggiurkan bagi pembacanya. Harapannya tentu memberi tambahan referensi agar teman-teman yang ingin merintis usaha ini mendapat informasi yang seimbang sebelum memutuskan untuk menjalaninya.
Memang ada beberapa yang sukses dari budidaya ikan lele, tetapi yang gagal juga banyak. Saya sendiri akan senang bila pembaca menjadi bagian yang sukses saat memutuskan untuk melanjutkan rencananya beternak ikan lele.
Bagaimana hitungannya? Sebelum pada bab itu, saya ingin menjelaskan tulisan di awal yang dimaksud dengan laba sedikit atau rugi. Keduanya pernah aku alami.
Pertama, rasanya perlu untuk menjelaskan bahwa budidaya yang aku maksudkan adalah budidaya pembesaran ikan lele. Maka bila anda mengambil budidaya lele bidang pembenihan tulisan ini tidak relevan untuk menjadi referensi.
Kedua, budidaya pembesaran lele yang aku lakukan adalah dengan menggunakan pakan full pelet (pakan jadi dari pabrik). Dengan demikian misalnya anda berencana menggunakan pakan alternatif, maka pengalaman ini juga bisa anda abaikan.
Bila anda berencana memulai budidaya pembesaran ikan lele dengan pakan full pelet, maka berdasarkan pengalaman ada 2 kemungkinan berikut ini :
Laba Sedikit
Kemungkinan
ini terjadi manakala budidaya yang dilakukan berjalan baik. Ikan sehat tidak
banyak yang mati dan besar merata sampai masa panen. Mengapa labanya sedikit?
Perlu diketahui bahwa biaya operasional terbesar budidaya pembesaran lele ada
di pakan. Sementara harga jual ikan lele relatif stabil di angka yang tidak
berselisih banyak dengan harga pakan.
Rugi
Kemungkinan
rugi bisa terjadi karena :
a.
Ikan
banyak yang mati sebelum panen.
Benih yang baru dipindahkan dari penyedia benih ke kolam anda memiliki
kerentanan stress dan penyakit. Hal inilah yang dapat memicu kematian benih di
masa awal pembesaran. Memang ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Diantaranya adalah melakukan adaptasi dan pemberian obat.
b.
Jumlah
panen yang tidak sesuai hitungan.
Selain kematian lele sebelum panen, hal yang bisa menjadi penyebab
hasil panen tidak sesuai dengan hitungan adalah adanya lele yang tidak tumbuh besar
secara merata, mengingat lele adalah jenis ikan yang kanibal maka hal ini bisa
berakibat berkurangnya papulasi ikan akibat dimakan oleh lele yang lain. Upaya yang
biasa dilakukan untuk mencegah adalah dengan melakukan sortir secara berkala.
c.
Harga
jual turun saat panen.
Penurunan harga jual lele biasanya memang tidak terlalu besar
mengingat harga lele di pasaran relatif stabil. Tetapi meskipun sedikit penurunan
harga pengaruhnya cukup besar bagi pembudidaya. Saran yang sering diberikan
adalah agar pembudidaya berupaya menjual sendiri hasil budidayanya. Kelemahannya
adalah banyak pembudidaya tidak dapat/mungkin melakukannya karena beberapa faktor.
Saat ini memang banyak tehnik budidaya lele, seperti bioflok, RWS (Red water system dan sebagainya). Media yang digunakan juga bermacam macam mulai dari kolam tanah, kolam Tandon, kolam terpal dan kolam beton. Masing- masing punya kelebihan dan kekurangan. Tetapi intinya bagaimana budidaya bisa menghasilkan keuntungan.
Analisa usaha budidaya pembesaran ikan lele per 2000 benih yang realistis menurut saya sebagai berikut :
Biaya
:
1.
Bibit
lele 2.000 ekor = Rp. 300.000,-
2.
Pakan
6 sak @ 300.000,- = Rp. 1.800.000,-
3.
Obat =
Rp. 50.000,-
4.
Penyusutan
biaya kolam per periode = Rp. 250.000,-
5.
Air/listrik =
Rp. 50.000,-
Total Biaya = Rp. 2.450.000,-
Pendapatan :
Panen 170 kg X 15.000,- = Rp. 2.550.000,-
Laba
= Rp. 2.550.000 - Rp.2.450.000
= Rp. 100.000,-
Hitungan di atas, tenaga kerja belum diperhitungkan.
Hadirnya tulisan ini dimaksudkan untuk memberi informasi apa adanya. Semoga bermanfaat.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment